NEW DELHI - Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan sekutunya, sedang menuju kemenangan dalam penghitungan suara pemilu di negara itu pada Selasa (4/6), namun partai itu gagal meraih mayoritas di parlemen karena meningkatnya dukungan bagi oposisi yang melampaui ekspektasi.
"Untuk pertama kalinya dalam satu dekade, Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi bisa gagal memperoleh mayoritas suara, berdasarkan proyeksi komisi pemilu, yang berarti partai tersebut harus bergantung pada mitra aliansinya," lapor kantor beritaAFP.
Berdasarkan perolehan penghitungan suara sementara, partai oposisi utama, Partai Kongres, diperkirakan akan memperoleh hampir dua kali lipat jumlah kursi di parlemen, sebuah perubahan haluan yang luar biasa yang sebagian besar didorong oleh kesepakatan untuk mengajukan kandidat tunggal melawan partai berkuasa, BJP.
Dengan hanya kurang dari 90 persen suara yang dihitung, BJP hanya berhasil meraih perolehan suara sebesar 37,3 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan perolehan suara pada jajak pendapat terakhir pada 2019.
Berdasarkan perkiraan angka itu berarti BJP dan sekutunya memimpin setidaknya 288 kursi dari total 543 kursi dan perolehan suara itu cukup untuk meraih mayoritas di parlemen.
Namun BJP sendiri hanya memimpin dengan perolehan 244 suara, jauh di bawah 303 suara yang dimenangkannya lima tahun lalu, sedangkan Partai Kongres unggul dengan 99 suara, naik dari suara yang dimenangkan pada pemilu sebelumnya yaitu 52 suara. SB/AFP/I-1