JAKARTA - Bisnis ritel pada kuartal III tahun 2023 di Indonesia diharapkan mampu berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 3,4 sampai 3,5 persen.

"Kami (memproyeksikan) ada di angka sekitar 3,4 sampai 3,5 persen. Jadi kalau kuartal IV bisa naik 15 persen maka bisa 3,6 hingga 3,7 persen terkontribusi untuk PDB kita," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mande, di Jakarta, Kamis (26/10).

Sementara memasuki tahun politik, seperti dikutip dari Antara, Roy memprediksi pertumbuhan bisnis ritel mampu mengalami peningkatan sekitar 10-15 persen. Hal ini ia sampaikan berkaca pada gelaran pesta demokrasi pada 2019 lalu yang mengalami peningkatan dengan besaran yang sama.

"Di setiap pesta demokrasi. Jadi di kuartal IV sebesar 10-15 persen maka kita punya pertumbuhan angka ritel sebesar 3,8 persen bahkan sampai 4 persen. Karena setiap pemilu pasti akan ada peningkatan konsumsi," ujarnya pula.

Berikan Regulasi

Lebih lanjut, jelang penyelenggaraan pesta demokrasi pada Februari 2024 mendatang, Roy juga berharap agar pemerintah memberikan regulasi yang relevan dan adaptif sehingga mampu menjaga nilai tukar rupiah stabil dan tidak semakin terpuruk.

Terkait masalah bisnis ritel ini, sebelumnya Aprindo Provinsi Papua menyatakan siap menyerap hasil produksi para petani lokal yang ada di Bumi Cenderawasih yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap komoditas setempat.

Ketua Aprindo Papua, Haris Manuputty, mengatakan hal ini juga merupakan program Aprindo di mana mengutamakan penjualan produk lokal. Ini juga sesuai dengan arahan dari pemerintah di mana mengutamakan menjual produk lokal.

"Kami siap memasarkan produk-produk lokal, namun Aprindo juga berharap agar petani dapat terus melakukan budi daya komoditas secara berkelanjutan," katanya.

Menurut Haris, pihaknya mendorong agar para petani yang ada di Papua dapat menjaga kualitas dari komoditas tersebut dengan begitu para pembeli akan lebih tertarik.

"Memang saat ini kami telah melakukan penjualan komoditas lokal, seperti bawang merah, telur, ayam, dan beberapa lainnya lagi, dan masyarakat banyak yang mulai membeli," ujarnya.

Dia menjelaskan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas maka pihaknya yakin ke depan petani Papua bisa bersaing sehingga tidak perlu lagi memasok barang dari luar. "Dengan menjual komoditas lokal maka selain harga, kesehatan, dan kesegarannya dapat terjaga," katanya lagi.

Sementara itu, Plt Asisten bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua, Suzana Wanggai, mengatakan pihaknya meminta pasar moderen wajib mengutamakan menjual produk lokal agar harga yang diberikan kepada masyarakat lebih terjangkau sehingga relatif lebih aman, sehat, dan dijamin kesegarannya.

Baca Juga: