JAKARTA - Bisnis daur ulang sampah sangat membantu mengurangi tingkat kemiskinan di RI. Saat ini sudah banyak industri daur ulang sampah yang bekerja sama dengan puluhan ribu pemulung di Indonesia.

"Bisnis daur ulang menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang dengan menjadi pengumpul sampah kemasan, dan memberikan pendapatan bagi yang mengelola sampah kemasan tersebut," ucap Annie Wahyuni, Packaging and Waste Collection Manager, Sustainable Development Department Danone Indonesia dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (12/7).

Annie mengaku sudah menggeluti bidang ini selama delapan tahun. Selain membantu dari sisi financial, pihaknya juga membantu pemulung untuk mendapatkan BPJS Jamsostek dan BPJS Kesehatan.

"Itu penting karena salah satu risiko di kerja daur ulang ini ialah kecelakaan. Kita ajak pemulung di sektor informal untuk gabung di Recycle Business Unit (RBU/ untuk mengelola sampah botol plastik) karena di RBU lebih bagus finansialnya, lebih savety," paparnya.

Sementara di bidang pendidikan terang dia sejumlah anak pemulung diberi beasiswa agar memperoleh pendidikan yang setara dengan anak lain.

Annie menegaskan, upaya mendaur ulang sampah ini perlu langkah kolaborasi. Karena sangat berkontribusi mengurangi sampah di Indonesia.

Langkah kolaborasi itu mulai dari Pemerintah, industri, hingga konsumen.

Peranan konsumen kata dia penting dalam memilah sampah organik dan anorganik agar kualitas sampah kemasan lebih baik. Jika tak ada langkah kolaboratif kata dia pada 2050 di laut diperkirakan sampah plastik akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan ikan.

Juleha dan Listiarsih Finance dan Ketua Koperasi Pemulung Berdaya Tangerang Selatan mengaku dalam praktiknya di lapangan menggunakan langkah persuasif termasuk mendekati ibu ibu rumah tangga agar rela menjual sampahnya ke mereka. Begitu juga ke pemilik pemilik warung.

Baca Juga: