Setelah sukses di Bogor, Biskita Trans Pakuan bakal dikem­bangkan di daerah lain. Hal ini sebagai bentuk penataan angkutan perkotaan di kawasan aglomerasi ­Jabodetabek.

JAKARTA - Program Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Biskita Trans Pakuan mendapat sambutan sangat positif oleh warga Kota Bogor. Melihat kesuksesan ini direncanakan kegiatan BTS (Buy The Service) Layanan Angkutan Umum Massal Perkotaan berbasis BRT (Bus Rapid Transit) akan dikembangkan di kota lain.

Direktur Angkutan BPTJ, Tatan Rustandi mengungkapkan kehadiran Biskita Trans Pakuan merupakan bagian dari penataan angkutan perkotaan di kawasan aglomerasi Jabodetabek yang belum memiliki layanan angkutan umum massal dengan sistem BRT yang merata. Di sisi lain kebutuhan masyarakat dalam bermobilitas di wilayah Jabodetabek sangat tinggi dan tidak lagi mengenal batas wilayah administrasi.

"Sejak Januari hingga April 2022 terjadi peningkatan jumlah penumpang yang signifikan dengan load factor hingga mencapai 61,3 persen pada pertengahan April 2022. Jika pada Januari 2022 total jumlah penumpang mencapai 46.292 orang, pada Februari bertambah menjadi 201.627 penumpang dan semakin bertambah pada Maret 2022 yaitu 310.552 penumpang. Hingga pertengahan April, total penumpang Biskita sudah mencapai 184.280 orang," kata Tatan dalam Ngopi Jabodetabek "Ngobrol Seputar Transportasi Jabodetabek" yang bertema "Biskita: Inspirasi Angkutan Umum Perkotaan Terintegrasi di Bodetabek" yang diselenggarakan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), kemarin.

Karena itu, tambahnya, BPTJ mempertimbangkan pengembangan lanjutan Biskita pada tahun depan, tetapi rencana ini harus dibicarakan lebih dalam di lingkup internal BPTJ, Kementerian Perhubungan hingga lintas Kementerian.

Efek Ganda

Untuk mewujudkan hal ini, menurut Tatan, harus ada kolaborasi Pemerintah Pusat dengan pemerintah daerah. Dirinya juga mengajak masyarakat dan para pimpinan daerah untuk menguatkan paradigma bahwa pembangunan angkutan umum adalah sebuah investasi karena mempunyai multiplier effect (efek berganda) yang besar.

"Selain modernisasi, mimpinya adalah warga merasakan peradaban transportasi di Jabodetabek. Warga bisa menikmati peradaban angkutan umum seperti yang ada di Jakarta sehingga naik angkutan umum menjadi gaya hidup perkotaan. Setelah layanan setara (antara layanan angkutan umum di Jakarta dan di Bodetabek), kemudian konektivitas dan aksesibilitas bisa terwujud. Sehingga perjalanan, tidak ada hambatan," katanya.

Komisaris PT Kodjari yaitu operator dan investor BISKITA Trans Pakuan, Dewi Jani Tjandra mengatakan, kehadiran Biskita yang terintegrasi, tepat waktu, aman, nyaman, dan lancar telah membangun kultur baru bertransportasi di Kota Bogor. Kini penumpang lebih tertib antrie dan menjaga kebersihan. Sementara sopir Biskita yang merupakan mantan sopir angkot mengalami transformasi,melayani dengan ramah.

Baca Juga: