Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengungkapkan, negaranya akan menggelontorkan dana sebesar USD50 juta atau setara Rp717 miliar. Ini untuk membiayai pendanaan senjata Ukraina guna melawan serangan Rusia.

Morrison menjelaskan, senjata baru untuk Ukraina akan termasuk dalam kategori senjata mematikan. Adapun senjata tersebut yakni termasuk rudal antibaja dan amunisi, yang terbukti efektif bagi militer Ukraina dalam menghadapi pasukan Rusia.

"Kami menjawab permintaan Presiden (Volodymyr) Zelensky, dia mengatakan 'kami membutuhkan amunisi, bukan tumpangan', dan itulah yang kami lakukan," kata Morrison, dikutip dari CNN, Selasa (1/3).

"Kita membicarakan rudal, kita membicarakan manusia, kita membicarakan dukungan kepada mereka untuk mempertahankan tanah merdeka sendiri di Ukraina, dan kami akan melakukan hal itu dalam kemitraan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara)," lanjutnya dikutip dari Reuters.

Ia juga menegaskan, senjata tersebut akan dikirimkan dengan cepat. Namun, ia menjelaskan secara rinci.

Australia juga akan menyalurkan bantuan USD25 juta atau setara Rp364 miliar untuk organisasi internasional untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang mengungsi akibat konflik di Ukraina.

Keputusan tersebut membuat Australia berbalik arah, setelah sebelumnya sempat mengatakan hanya akan mendanai bantuan teknis militer ke Ukraina.

Australia juga menjadi salah satu negara yang menjatuhkan sanksi pada individu Rusia imbas invasi Moskow ke Kiev yang dimulai beberapa hari lalu.

Selain itu, Morrison mendesak warga Australia agar tak pergi ke Ukraina untuk bergabung dalam perang melawan Rusia ini. Ia menilai posisi pasukan sipil asing masih belum jelas.

"Jangan lakukan itu," ujarnya.

Baca Juga: