Negara-negara Baltik kini mulai buka suara terkait serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Mereka mengakui memiliki kekhawatiran bahwa negaranya bisa menjadi target Rusia selanjutnya.

Dilansir dari CNBC Internasional, adapun beberapa negara yang berpotensi menjadi target Rusia selanjutnya pasca Ukraina, seperti Lithuania, Latvia dan Estonia. Ini dikarenakan sejumlah negara tersebut merupakan tetangga Rusia yang merupakan anggota Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang menjadi rival dari Moskow.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menyatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti. Menurutnya, diperlukan pertahanan yang kuat jika ingin mencegah perang dunia ketiga terjadi.

"Pencegahan tidak lagi cukup dan kami membutuhkan lebih banyak pertahanan di sini. Karena jika tidak, Putin tidak akan berhenti di Ukraina, dia tidak akan berhenti," kata Gitanas Nauseda dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken, dikutip Rabu (9/3).

"Jika Anda ingin menghindari perang dunia ketiga. Pilihan ada di tangan kita," lanjutnya.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics berharap NATO bisa memperluas kehadiran pasukannya di negaranya. Ini bertujuan untuk memberikan jaminan rasa aman bagi Latvia.

"Opini publik dan pengambilan keputusan pembuat kebijakan telah bergeser sehubungan dengan penempatan militer, mencatat bahwa sekarang kita membutuhkan penempatan permanen pasukan NATO, termasuk pasukan AS di tanah kita," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan, negara-negara anggota NATO untuk tetap waspada. Ini dikarenakan tidak menutup kemungkinan negara-negara NATO bisa jadi target Putin selanjutnya.

"Semua orang berpikir bahwa kami (Ukraina) jauh dari Amerika atau Kanada. Tidak, kita berada di zona kebebasan. Dan ketika batas hak dan kebebasan dilanggar dan diinjak, maka Anda harus melindungi kami," tutur Zelensky.

"Karena kami yang pertama (diserang Rusia). Anda akan menjadi yang kedua. Karena semakin banyak 'binatang' ini (Rusia) makan, maka dia akan menginginkan lebih, lebih, dan lebih banyak lagi," paparnya.

Baca Juga: