Tiongkokterus mengembangkan teknologi dalam eksplorasiluar angkasa. Kini, Tiongkok meluncurkan satelit misterius Chuangxin 16 menggunakan roket padat kecil Kuaizhou-1A.

Dilansir dari lamanSpace, Minggu (28/8), peluncuran tersebut dilakukan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di barat daya Tiongkok, Selasa, 23 Agustus lalu waktu setempat.

Peluncuran tersebut berhasil mengirim satelit Chuangxin 16 ke orbit lingkaran dekat pada ketinggian sekitar 366 mil atau atau setara 590 kilometer. Adapun satelit tersebut dikembangkan oleh Innovation Academy for Microsatellites dari Chinese Academy of Sciences (IAMCAS).

Peluncuran satelit Tiongkok itu mendapatkan perhatian dari Amerika Serikat (AS). AS diminta oleh para pengamat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemajuan pesat Tiongkok dalam eksplorasi luar angkasa.

Upaya pelacakan Angkatan Luar Angkasa AS menemukan satu objek baru di orbit yang sesuai dengan peluncuran pada 25 Agustus 2022. Objek itu memiliki tujuan pada orbit internasional 2022-102A.

Dilansir dari Time, AS diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perkembangan eksplorasi luar angkasa Tiongkok. Dalam analisis baru yang dilakukan para ahli dari Angkatan Luar Angkasa, Angkatan Udara, unit Inovasi Pertahanan, dan banyak lagi telah menyimpulkan bahwa, Tiongkok kemungkinan bisa mengalahkan AS dalam memainkan peran panjang di luar angkasa, menurut laporan Defense One.

Sebagai permulaan, ada militerisasi aktivitas luar angkasa Tiongkok. Program luar angkasa China itu telah menguasai kemampuan untuk mempertemukan satu satelit dengan satelit lain di orbit, memungkinkan pembunuhan jarak dekat, baik dengan menghancurkan satelit musuh dengan proyektil atau membutakan optiknya dengan laser. Ini termasuk mengembangkan jamming dan kemampuan cyber lainnya.

Kini, Tiongkok berencana membangun stasiun luar angkasa yang memancing kekhawatiran para analisis. Beijing saat ini tengah membangun stasiun tiga modul kecil di orbit rendah bumi.

Sementara pos terdepan di luar angkasa milik Tiongkok itu lebih sederhana dibandingkan dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang terdiri dari 16-modul. Meski begitu, Tiongkok tengah berupaya membangun kehadiran stasiun luar angkasa permanen. Ini seiring ISS yang menua dan direncanakan akan ditutup paling lama hingga tahun 2030.

Baca Juga: