Rencana Tiongkok akan menengahi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina dinilai Presiden AS Joe Biden "tidak rasional".

WASHINGTON - Presiden AS Joe Biden mengatakan, rencana Tiongkok akan menengahi kesepakatan damai Rusia-Ukraina "tidak rasional". Beijing telah merilis rencana perdamaian untuk konflik tersebut.

"(Presiden Rusia Vladimir) Putin bertepuk tangan, jadi bagaimana bisa bagus?"kata Biden dalam sebuah wawancara dengan ABC News , Jumat (24/2), pada peringatan satu tahun perang Ukraina.

"Saya belum melihat apa pun dalam rencana itu yang menunjukkan ada sesuatu yang akan bermanfaat bagi siapa pun selain Rusia, jika rencana Tiongkok diikuti."

"Gagasan Tiongkok akan menegosiasikan hasil perang yang benar-benar tidak adil untuk Ukraina adalah tidak rasional."

Rencana Tiongkok mendesak kedua belah pihak untuk menyetujui deeskalasi bertahap dan memperingatkan soal penggunaan senjata nuklir.

Rencana yang dituangkan dalam kertas posisi Kementerian Luar Negeri Tiongkok itu sebagian besar merupakan pengulangan dari kalimat yang dilontarkan Tiongkok sejak Rusia meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" pada 24 Februari tahun lalu.

Biden juga mengulangi komentarnya bahwa dia tidak akan mengirim F-16 ke Ukraina untuk saat ini dan mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tidak membutuhkan jet tempur untuk saat ini.

"Dia tidak membutuhkan F-16 sekarang," kata Biden."Aku mengesampingkannya untuk saat ini."

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengisyaratkan beberapa keterbukaan terhadap proposal Tiongkok dengan mengatakan bahwa Tiongkok membahas Ukraina "tidak buruk" pada konferensi pers pada Jumat lalu, the Associated Press melaporkan.

Namun, Zalenskyy juga mengatakan tidak setuju dengan beberapa usulan dari rencana tersebut. Namun ia ingin bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Baca Juga: