Komitmen AS untuk melindungi kawasan Indo-Pasifik dari ancaman Tiongkok semakin dipertegas setelah Presiden Joe Biden mengecam ekspansi Tiongkok baik di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara

WASHINGTON DC - Sepekan setelah pelantikannya, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mulai menunjukkan taringnya dengan mengecam Tiongkok karena upayanya melakukan ekspansi ke wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Dalam serangkaian seruan dan pernyataannya, Biden dan petinggi keamanan AS telah menegaskan dukungan pada negara-negara sekutunya seperti Jepang, Korea Selatan (Korsel), Taiwan dan Filipina, dengan menolak klaim teritorial Tiongkok di perairan sengketa di kawasan Asia.

Pada Rabu (27/1), Biden yang berbicara dengan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, melalui sambungan telepon, menyatakan bahwa pemerintah AS akan terus berkomitmen untuk melindungi Jepang termasuk Kepulauan Senkaku (Diaoyu) yang diklaim baik oleh Jepang maupun Tiongkok.

Komitmen itu sebelumnya telah disuarakan oleh Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, yang pada Sabtu (23/1) lalu berbincang dengan mitranya dari Negeri Sakura yaitu Menteri Pertahanan Nobuo Kishi bahwa klaim Jepang atas kepulauan sengketa itu akan terlindungi oleh Traktat Keamanan AS-Jepang.

"Menhan Austin menegaskan kembali bahwa AS akan menentang setiap upaya unilateral bagi mengubah status quo di Laut Tiongkok Timur (LTT)," demikian pernyataan dari Pentagon.

Sementara itu 3 hari setelah terbentuknya pemerintahan pimpinan Biden, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, telah memperingatkan Tiongkok terkait aksi provokasi terhadap Taipei dengan mengirimkan sejumlah jet tempur dan pesawat bomber ke wilayah pertahanan udara Taiwan.

"Kami akan membela negara-negara mitra dan sekutu kami agar bisa menegakkan keamanan dan nilai-nilai kemakmuran bersama kami di kawasan Indo-Pasifik, dan semua itu termasuk memperdalam hubungan kami dengan Taiwan," ucap Price. "Komitmen kami untuk Taiwan sangat kuat," imbuh dia.

Pada bagian lain, Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, pada Rabu (27/1) mengatakan pada rekannya dari Filipina, Menlu Delfin Lorenzana, bahwa karena adanya traktat pertahanan bersama, maka AS memiliki kewajiban untuk mempertahankan Filipina atas serangan di kawasan Pasifik, juga berlaku di kawasan sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS).

Pernyataan-pernyataan itu menegaskan bahwa pemerintahan AS pimpinan Biden tak akan surut dalam mempertahankan keamanan terutama dari datangnya ancaman dari Tiongkok seperti telah diterapkan pada pemerintahan AS sebelumnya saat dipimpin mantan Presiden Donald Trump.

Lindungi Indo-Pasifik

Washington DC hingga saat ini masih satu visi dengan negara-negara sekutunya seperti Korsel, Jepang, Vietnam, Filipina, dan Malaysia, untuk menolak klaim Tiongkok di kawasan LTS dan LTT. Saat jabatan Menlu AS masih dipegang oleh Mike Pompeo, Washington DC menyatakan bahwa klaim Tiongkok di LTS telah melanggar hukum internasional.

Terkait sengketa teritorial ini dan upaya melindungi kawasan Indo-Pasifik, Menhan Austin tak hanya berunding dengan negara-negara sekutu seperti Jepang saja, tapi juga melibatkan Australia, Korsel, dan India, yang tak terlibat dalam sengketa teritorial, tapi memiliki kepentingan dan kedekatan atas wilayah sengketa.

Rencananya, Menhan Austin akan melakukan perjalanan dinas pertamanya ke kawasan Asia untuk kembali merundingkan sikap AS terkait isu sengketa teritorial ini. Rencana kunjungan ini sebelumnya telah didahului dengan pengiriman kapal induk AS ke kawasan LTS untuk menjalankan misi kebebasan bernavigasi. AFP/I-1

Baca Juga: