Presiden Joe Biden pada Rabu meluncurkan strategi keamanan nasional AS yang lama tertunda. Strategi itu diarahkan agar bisa menahan kebangkitan Tiongkok sambil mengekang Russia.

WASHINGTON DC - Dunia berada pada titik persimpangan saat Tiongkok berusaha untuk menulis ulang aturan tatanan global, dan dekade berikutnya akan terbukti "menentukan" untuk persaingan antara Beijing dan Washington DC. Hal itu diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, ketika menyampaikan pedoman strategi keamanan nasional baru yang dirilis Gedung Putih pada Rabu (12/10).

Pedoman strategi setebal 48 halaman, yang tertunda perilisannya karena perang Ukraina, menguraikan prioritas keamanan nasional Biden dan menggambarkan Tiongkok sebagai satu-satunya pesaing dengan maksud untuk membentuk kembali tatanan internasional, yang akan dilaksanakan seiring dengan semakin kuatnya ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi Negeri Panda

"Dalam persaingan dengan RRT, seperti yang terjadi di arena lain, jelas bahwa sepuluh tahun ke depan akan menjadi dekade yang menentukan," kata Biden.

"Saat ini kita tengah berdiri di titik persimpangan di mana pilihan yang kita buat dan prioritas yang kita kejar hari ini akan menempatkan kita di jalur yang menentukan posisi kompetitif kita jauh di masa depan," imbuh dia.

Rilis dokumen tersebut dilakukan menjelang Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok akhir pekan ini, yang diperkirakan akan mengangkat Presiden Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga, yang berarti akan menghancurkan norma dan memperkuat program kebijakan yang dimaksudkan untuk mengantarkan kebangkitan besar bangsa Tiongkok pada 2049.

Kebijakan luar negeri Tiongkok yang semakin tegas di bawah kepemimpinan Xi dan sejak awal tahun ini Beijing mengumumkan akan menerapkan hubungan tanpa batas dengan Moskwa sebelum Russia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari. Selain itu Beijing pun janji akan menulis ulang aturan pemerintahan global.

Semakin Selaras

Dokumen keamanan nasional Biden mencatat bahwa sementara Russia dan Tiongkok semakin selaras satu sama lain, tantangan yang mereka hadirkan ke AS berbeda, dimana Beijing menjadi fokus jangka panjang yang menjadi lebih penting.

"Kami akan memprioritaskan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif yang bertahan lama atas RRT sambil mengekang Russia," kata Biden seraya menjelaskan bahwa Beijing memiliki ambisi yang amat jelas untuk jadi kekuatan utama dunia.

"Pada saat yang sama, RRT juga merupakan pusat ekonomi global dan memiliki dampak signifikan terhadap tantangan bersama, khususnya perubahan iklim dan kesehatan masyarakat global," katanya. "Adalah mungkin bagi AS dan RRT untuk hidup berdampingan secara damai, dan berbagi dan berkontribusi pada kemajuan manusia bersama-sama," imbuh Biden.

Dalam dokumen strategi itu juga ditegaskan kembali dukungan pemerintah AS bagi gagasan "satu Tiongkok" dan menolak dukungan apapun untuk kemerdekaan Taiwan.

"Kami memiliki kepentingan yang tetap dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, yang sangat penting bagi keamanan regional dan global," kata Biden seraya menegaskan kembali soal janji AS untuk membela Taiwan. "Kami menentang setiap perubahan sepihak terhadapstatus quodari kedua sisi, dan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan," pungkas Presiden AS itu. RFA/I-1

Baca Juga: