JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Wajiyo, menyampaikan semakin pentingnya bauran kebijakan yang komprehensif dan koordinasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Hal itu disampaikan dalam pertemuan musim semi International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) pada 18-23 April 2022.

"Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal di tingkat nasional perlu dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga tingkat inflasi di tengah kenaikan harga energi dan komoditas," kata Perry dalam keterangan resmi, Jumat (22/4).

Oleh karena itu, tambah Perry, pengembangan Integrated Policy Framework (IPF) sangat diperlukan sebagai dasar analisis dalam merumuskan formulasi bauran kebijakan.

Dalam hal ini, tambah Perry, IMF perlu membantu anggotanya untuk merumuskan exit strategy yang well-calibrated, well-planned, and well-communicated atas kebijakan moneter yang non-tradisional, serta menyusun strategi untuk mengurangi scaring effect dari normalisasi kebijakan.

Beri Bantuan

Perry Wajiyo juga mengapresiasi IMF atas pembentukan fasilitas Resilience and Sustainability Trust (RST) untuk memberi membantu negara yang membutuhkan dalam mengatasi tantangan struktural jangka panjang.

Pada tataran internasional, tambah Perry, IMF diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam mendorong kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan sekaligus mencegah terjadinya fragmentasi ekonomi global, termasuk upaya terkait perubahan iklim, mengatasi pandemi, mengatasi kerentanan utang, mendorong digitalisasi, mobilisasi penerimaan pajak, serta mengamankan ketahanan energi.

Sejalan dengan itu, tambah dia, IMF merekomendasikan negara anggota untuk mengarahkan respons kebijakan guna mengatasi tekanan inflasi yang semakin meningkat dan dampak konflik geopolitik yang semakin memanas yang berpotensi memengaruhi proses pemulihan ekonomi.

Baca Juga: