JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bersama dengan Central Bank of Argentina dan Bank of Spain resmi diterima menjadi anggota Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI) dalam Global Economy Meeting dari Bank for International Settlement (BIS) di Buenos Aires, Argentina, Minggu (18/3) waktu setempat.
Penambahan anggota CPMI ini pertama kali dilakukan sejak 2009. Gubernur BI, Agus DW Martowardojo menyatakan keanggotaan CPMI merupakan bentuk partisipasi aktif institusinya setelah keanggotaan pada Basel Committee on Banking Supervisors (BCBS) di BIS. Dia menambahkan keanggotaan tersebut juga merupakan pengakuan dunia internasional atas pencapaian dan komitmen Indonesia memperkuat sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan.
"Hal ini menunjukkan peran penting Indonesia dalam turut serta menciptakan stabilitas moneter dan keuangan global, sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan nasional," demikian diungkapkan Agus dalam pernyataan tertulisnya kepada Koran Jakarta, Selasa (20/3).
Selain itu, Agus menyampaikan BI akan berkesempatan memperoleh insight mengenai isu-isu terkini di sistem pembayaran, seperti tren digital innovation, yang dapat memperkaya proses perumusan kebijakan di bank sentral.
Seperti diketahui, BIS merupakan organisasi keuangan internasional yang bertugas mencapai stabilitas moneter dan keuangan, mendorong kerja sama internasional, dan merupakan bank bagi para bank sentral. BIS beranggotakan 60 bank sentral dari negara- negara dengan total produk domestik bruto (PDB) sebesar 95 persen dari PDB dunia.
Dalam hal ini, CPMI merupakan komite di BIS yang berperan menetapkan standar internasional untuk mempromosikan, memonitor dan membuat rekomendasi terkait keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan. Tugas CPMI tersebut bertujuan untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dan perekonomian secara umum.
Total anggota CPMI saat ini 28 bank sentral. Anggota CPMI adalah bank sentral yang memiliki sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan yang signifikan atau bersifat sistemik. Dengan bergabung pada CPMI, BI akan terlibat aktif pada kerja sama pengawasan, kebijakan, dan operasional dari sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan di dunia.
Bank Indonesia telah menerapkan secara penuh prinsip- prinsip infrastruktur pasar keuangan. Saat ini, Indonesia memiliki infrastruktur sistem keuangan yang signifikan, tercermin dari volume maupun nominal berukuran besar yang ditransaksikan.
Selama 2017, BI menyelesaikan 10,2 juta transaksi nilai besar melalui BI-RTGS, 129,3 juta transaksi melalui Kliring Nasional dan 305 ribu untuk BI-SSSS. Dalam update terakhir yang dilakukan oleh CPMI atas asesmen implementasi PFMI, BI-RTGS dan BI-SSSS mendapat predikat tertinggi dengan nilai 4.
mad/E-10