Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan senjata api hingga panah pasca penangkapan 24 terduga teroris dari jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pada Sabtu (14/5) lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menuturkan sejumlah senjata ditemukan ketika pihaknya melakukan penggeledahan untuk pengembangan penyidikan kasus tersebut. Adapun beberapa barang bukti senjata di antaranya 8 senapan PCP beserta peredam dan penyangga, 1 senapan PCP merah hitam, 1 senjata api revolver, 2 magasin M16, 244 butir amunisi kaliber 5,56 mm, 10 butir amunisi kaliber 38 spesial, tak ketinggalan 2 bungkus isi peluru mimis peluru.
"Setelah dilakukan penangkapan, penyidik Densus 88 melakukan penggeledahan yang disaksikan oleh saksi dan masyarakat sekitar," ujar Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta pada Selasa (17/5).
Tidak hanya senjata api, pihak kepolisian turut mengamankan 1 panah beserta 6 anak panah, 22 bilah panah, 4 bilah badik, 1 pisau lipat, dan 26 unit telepon genggam.
"Barang bukti yang diamankan dari hasil penggeledahan di rumah tersangka," ujar Ramadhan.
Ramadhan menuturkan beberapa orang dari 24 terduga teroris tersebut telah berbaiat sebagai pendukung ISIS dan terlibat dalam beberapa kali kegiatan pelatihan.
"Jadi, beberapa orang ini telah melakukan baiat kepada pemimpin ISIS yang baru yaitu Abu Hasan al-Hashemi al-Qurashi," ujar Ramadhan.
Tak hanya itu, semua terduga teroris yang diamankan juga terlibat memberikan dukungan kepada kelompok MIT Poso. MIT sendiri diketahui merupakan kelompok teroris Indonesia yang beroperasi di wilayah Pegunungan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. Di mana mereka bertugas membantu para buronan untuk bersembunyi dan melarikan diri dari kejaran aparat.
"Berencana bergabung bersama kelompok MIT kemudian membantu penyiapan logistik termasuk logistik amunisi dan menyembunyikan informasi-informasi terkait dengan kegiatan MIT Poso itu sendiri," pungkas Ramadhan.