AMSTERDAM - Kelompok hak asasi manusia dan utusan tinggi kehakiman AS pada Sabtu (20/5) mengkritik pertemuan seorang pejabat terkemuka PBB untuk anak-anak dengan ombudsman Rusia untuk hak anak yang dicari oleh pengadilan kejahatan perang internasional.
Surat perintah penangkapan dikeluarkan pada bulan Maret oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk Maria Lvova-Belova, yang dituduh oleh jaksa ICC atas kejahatan perang mendeportasi ratusan anak Ukraina ke Rusia.
Lvova-Belova mengatakan di situs webnya pada hari Jumat (19/5), dia mengadakan rapat kerja dengan Virginia Gamba, perwakilan khusus Sekjen PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata dan bahwa mereka membahas perlindungan anak-anak dalam konflik.
"Pembicaraan ternyata konstruktif dan tulus - tanpa politik," kata Lvova-Belova."Bagaimanapun, kita dipersatukan oleh rasa tanggung jawab pribadi atas kehidupan dan keselamatan anak-anak."
Kelompok HAM dan pejabat tinggi AS untuk keadilan global mengecam pertemuan itu.
"Korban Ukraina berhak melihat Lvova-Belova di balik jeruji besi di Den Haag, bukan bertemu dengan pejabat tinggi PBB," kata Balkees Jarrah, Direktur Asosiasi Program Keadilan Internasional di Human Rights Watch.
Sebagai pejabat senior, Gamba harus menghindari kontak dengan orang-orang yang tunduk pada surat perintah ICC dan bahwa "Lvova-Belova hanya memiliki satu tempat - di dermaga di ICC", kata Jarrah.
Duta Besar AS untuk Keadilan Global Beth van Schaack, mengatakan di media sosial Jumat malam bahwa pertemuan seperti itu "sangat memprihatinkan".
Wakil juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pada Kamis bahwa Gamba bermaksud mengunjungi Moskow untuk membahas penerapan "resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum."
Lvova-Belova berbicara melalui video bulan lalu ke pertemuan informal anggota Dewan Keamanan PBB di Ukraina, yang diadakan oleh Rusia di markas besar PBB di New York.
Amerika Serikat, Inggris, Albania, dan Malta keluar dari alamatnya.Inggris dan Amerika Serikat juga telah memblokir pertemuan tersebut dari siaran web.
