SEOUL - Seorang pakar sejarah Korea pada Kamis (9/11) mengatakan, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, "secara serius mempersiapkan perang sambil membangun persenjataan nuklirnya".

Dilansir oleh Newsweek, setelah puluhan tahun mendapat tekanan internasional dalam upaya menghentikan pengembangan senjata nuklir, Korea Utara mengumumkan pada masa pemerintahan mantan Presiden George W. Bush bahwa mereka sedang melakukan uji coba nuklir dan memiliki senjata.

Menurut Institute for Science and International Security, negara itu sekarang memiliki persenjataan yang mencakup sekitar 35 hingga 63 hulu ledak nuklir.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh The Financial Times, ahli sejarah Universitas Kookmin, Andrei Lankov, mengatakan bahwa Kim semakin berani untuk membangun persenjataan nuklir karena para pemimpin Barat gagal memanfaatkan peluang sebelumnya untuk menekan rezim, dan secara keliru percaya bahwa program nuklir bukanlah "ancaman yang realistis".

Lankov, yang berspesialisasi dalam studi Korea, berpendapat bahwa "satu-satunya cara" untuk menafsirkan fokus Korea Utara dalam membangun lebih banyak senjata nuklir adalah bahwa Kim berencana melakukan "penaklukan" terhadap Korea Selatan sebagai bagian dari "putaran berikutnya" Perang Korea.

Dia mengatakan, ambisi Kim akan menjadi jelas dalam 15 tahun ke depan.

"Cara terbaik, atau mungkin satu-satunya, untuk menjelaskan arah pengembangan senjata nuklir Kim adalah bahwa Korea Utara secara serius mempersiapkan diri untuk putaran kedua perang Korea dan penaklukan Korea Selatan," kata Lankov.

"Ini adalah ancaman yang akan semakin nyata dalam 10 atau 15 tahun ke depan".

Kim mengumumkan dalam pidatonya pada September bahwa ia berencana untuk "meneruskan upaya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara serangan nuklir sebagai bagian dari "Perang Dingin baru" yang mempertemukan Amerika Serikat melawan Korea Utara, dan sekutunya Rusia dan Tiongkok.

Permusuhan AS-Korea Utara telah meningkat tahun ini, dengan para pejabat Pyongyang berulang kali mengancam akan melakukan pembalasan atas dugaan serangan di atau dekat wilayahnya. Korea Utara mengancam akan melancarkan serangan nuklir terhadap AS pada Juli atas kapal selam nuklir AS yang tiba di Busan, Korea Selatan.

Meskipun sejauh mana kemampuan Korea Utara untuk menyerang AS secara langsung masih belum jelas, negara ini telah menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berpotensi menjangkau seluruh Pasifik. Rincian mengenai senjata nuklir yang ada di negara tersebut masih langka karena kerahasiaan rezim Kim.

Namun, Komisi Kongres untuk Postur Strategis Amerika Serikat bulan lalu merilis sebuah laporan yang menyimpulkan, "Korea Utara terus memperluas dan mendiversifikasi kekuatan nuklirnya, meningkatkan ancaman terhadap Sekutu dan pasukan AS di teater, dan memberikan ancaman yang lebih besar terhadap kekuatan nuklir AS dan Sekutunya".

"Korea Utara sedang bersiap untuk mengerahkan rudal antarbenua bersenjata nuklir dalam jumlah yang cukup yang berpotensi menantang pertahanan rudal balistik berbasis darat di dalam negeri AS," tambah laporan itu.

Baca Juga: