Pesawat ruang angkasa NASA pada hari Senin (27) berhasil menabrak asteroid dalam sebuah uji coba bersejarah untuk melindungi Bumi dari tabrakan dengan batu ruang angkasa, yang berpotensi menimbulkan bencana.
Penyelidikan Double Asteroid Redirection Test (DART), melakukan manuver pertama dengan menabrak batu ruang angkasa kecil dan tidak berbahaya yang dikenal sebagai Dimorphos, yang berjarak sekitar 6,8 juta mil dari Bumi.
Misi senilai 325 juta dolar AS itu dirancang untuk melihat apakah "menyenggol" asteroid dapat mengubah lintasannya, yang hasilnya memberikan para ilmuwan temuan baru dalam teknologi pertahanan planet.
Pesawat ruang angkasa DART menabrak Dimorphos pada pukul 19:14. ET, terbang langsung ke batu ruang angkasa dengan kecepatan 14.000 mph.
Mengutip NASA, sebuah kamera di atas DART menangkap pandangan langsung dari Dimorphos yang semakin besar saat probe mendekati asteroid. Beberapa menit sebelum tumbukan, probe memancarkan kembali detail yang menakjubkan dari permukaan batu luar angkasa yang tidak rata.
Administrator NASA, Bill Nelson mengatakan upaya oleh kelompok ilmuwan internasional akan membantu umat manusia melindungi Bumi dari asteroid yang masuk.
"Kami menunjukkan bahwa pertahanan planet adalah upaya global dan sangat mungkin untuk menyelamatkan planet kita," kata Nelson.
NASA memerlukan waktu hingga beberapa minggu untuk mengonfirmasi perubahan apa pun dalam lintasan batu ruang angkasa. Tujuannya adalah untuk mempersingkat orbit asteroid, di mana dalam situasi pertahanan planet kehidupan nyata, bahkan perubahan kecil dalam lintasan asteroid dapat mencegah dampak bencana yang ditimbulkan.
Asmall, satelit buatan Italia yang dikerahkan sebagai bagian dari misi, akan terbang dalam jarak 25 hingga 50 mil dari Dimorphos beberapa menit setelah tumbukan untuk mengambil foto.
Dimorphos sendiri memiliki lebar 525 kaki, mengorbit asteroid yang jauh lebih besar bernama Didymos yang berukuran 2.500 kaki. Baik Dimorphos maupun Didymos tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi.
Dalam beberapa hari dan minggu ke depan, teleskop berbasis darat akan digunakan untuk mempelajari Dimorphos dan mengatur waktu orbitnya. Sebuah misi yang dipimpin oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dijadwalkan diluncurkan pada 2024, akan mempelajari kawah tumbukan pada asteroid dan memeriksa Dimorphos dan Didymos secara lebih rinci.