Untuk mengakrabkan hubungan antara anggota, Kagumi selalu mengadakan gathering sebulan sekali.

Lantaran berat badannya berlebih, wanita berbadan gemuk kerap mendapat candaan berlebihan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu, tidak dipungkiri, rasa sakit hati kerap menjalari para pemilik berat badan berlebih.

Untuk memberikan dukungan moril kepada para wanita pemilik tubuh tambun, Ikatan Wanita Gemuk Indonesia (Kagumi) pun membangun rasa percaya diri para wanita gemuk. Meskipun memiliki berat badan berlebih, mereka bisa berprestasi layaknya wanita yang memiliki bobot tubuh ideal.

"Makanya di Kagumi, lo harus ada prestasi (tunjukkan ke orang). Kita gemuk ngga ada masalah kok," ujar Dian Meita Wardhany (Punny), Ketua Kagumi, setiap memberikan semangat pada anggotanya saat ditemui dibilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (15/5). Hanya dengan prestasi dan kepercayaan diri, orang tidak akan fokus tidak hanya melihat berat badan yang berlebih . Mereka akan melihat sisi lain dari para wanita gemuk yaitu prestasi yang dimilikinya.

Berbagai aktifitas dapat dilakoni untuk mengukir prestasi, mulai aktifitas yang bersifat akademis, niaga bahkan entertainment. Kagumi sebagai komunitas turut mengembangkan bakat-bakat anggota dengan membentuk kelas dancer maupun modeling.

Lantaran, tubuh gemuk yang kerap diolok-olok dibaliknya malah membawa rezeki. Mereka kerap diajak televisi untuk mengisi program acara, menjadi bintang iklan ataupun artis.

"Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri, bahwa dengan badan besar kita bisa menjadi something, kita bisa bekerja. Yang membedakan hanya bentuk tubuh doang," ujar dia yang memiliki tubuh besar karena genetik ini.

Namun, Punny selalu mengatakan untuk membatasi untuk mengambil peran-peran yang mendapat bullying. "Lah untuk apa," ujar dia. Mereka bekerja bukan untuk dihina melainkan untuk mengukirprestasi.

Walaupun mendapatkan bayaran banyak namun ia selalu menyarankan anggotanya untuk tidak mengambil peran bullying terutama yang terlalu berlebih.

Untuk mengakrabkan hubungan antara anggota, Kagumi selalu mengadakan gathering sebulan sekali. Jika ada sponsor, gathering akan diisi berbagai kegiatan mulai talk show atau, berenang dan potluck yang biasanya dilakukan di Point Square, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Acara makan-makan menjadi acara yang tidak terpisahkan dalam setiap gathering. Terlebih pemilik badan gemuk selalu menempatkan acara makan di urutan pertama. Alhasil dalam setiap gathering, makanan selalu berlimpah ruah.

Hasil gambar untuk komunitas kagumi

Bahkan kalau gathering di restoran, Punny sudah punya langganan restoran all u can eat. Lantaran, restoran jenis ini tidak membatasi jumlah porsi pengunjungnya. "Cari yang all you can eat, kalau nggak gitu nggak bisa," ujar dia tentang kebiasaan makan banyak.

Keinginan untuk dietpun sebatas hanya keinginan. Diet is tomorrow, begitu slogan mereka saat kumpul sambil makan-makan. Nikmatnya hidangan yang tersaji menjadi godaan yang paling sulit ditolak.

Meski senang makan banyak, Punny tidak lupa mengingatkan jika ada anggota yang badannya semakin besar. "Eh lo kok makin besar saja, tapi nggak menjudge," ujar dia. Karena kalau melakukan penghakiman malah dapat memancing keributan lantaran yang mengingatkannyapun memiliki badan yang besar.

Komunitas yang berdiri pada 2013 mampu mewadahi para wanita gemuk di Indonesia supaya mampu membangun kepercayaan diri dan menjadi tempat tumpuhan curahan hati. Lantaran memiliki tubuh gemuk, mereka kerap mendapat olok-olok dari lingkungan sekitar. Padahal untuk menurunkan berat badan bukan perkara sederhana. din/E-6

Berdamai dengan Diri Sendiri

Menerima kondisi berat badan berlebih merupakan cara berdamai dengan diri sendiri. Pasalnya untuk mengurangi berat badan dalam jumlah hingga puluhan kilogram membutuhkan usaha ekstra.

Punny mengatakan pada anggotanya untuk berdamai dengan berat tubuh yang dimilikinya. Karena kalau sudah bisa menerima, mereka akan lebih mudah menjalani hidup.

Sehingga, jika ada orang yang memberikan tanggapan negatif tidak akan ditanggapi sambil lalu saja. Pasalnya menguruskan badan dalam jumlah puluhan kilogram juga tidak bisa dibilang sederhana.

"Lo mau kurus nggak bakal bisa. Lo mau mau nangis guling-guling nggak bakal bisa. Karena semua membutukan proses (panjang)," ujar dia. Berbagai alasan melatar belakangi anggota Kagumi memiliki badan besar, mulai genetik, usai mendapatkan mens pertama kali, usai melahirkan dan sebagainya.

Beberapa anggota, ada yang berhasil menguruskan badan hingga berat badan ideal. Namun, mereka biasanya melakukan upaya medis dengan potong usus. Upaya tersebut berimbas pada porsi makan.

Jika sebelumnya, mereka bisa makan beberapa piring. Setelah, potong usus hanya makan beberapa sendok saja karena daya tampung tubuhnya sudah berbeda. "Saya juga mau mbak, tapi mahal 200 jutaan rupiah," ujar dia sambil tertawa.

Porsi makan menjadi tantangan para pemilik tubuh besar. Lantaran umumnya , mereka memiliki porsi makan dalam jumlah banyak. Sehingga untuk mengurangi berat badan dengan cara diet hampir tidak mungkin. Satusatunya cara cepat adalah dengan cara medis melakukan pemotongan usus.

Selain porsi makan, tantangan lainnya adalah olah raga. Dengan tubuh besar, tidak semua olah raga dapat dilakukan, seperti lari. Kagumi biasanya melakukan Muay Thai, Zumba maupun berenang untuk menjaga kesehatan.

Meskipun, olah raga kadang tidak terlalu serius namun merekan mengupayakan untuk membuang lemak dalam tubuh. "Kalau gathering temanya olah raga, ya olah raga cantik. Kebanyakan basa-basi busuk," ujar Punny sambil tergelak. Lari di treadmill selama lima menit setelahnya makan lagi.

Maka dari itu, dia lebih menyarankan untuk menerima kondisi diri dengan berat badan berlebih. Lantaran hal tersebut akan membantu meningkatkan kepercayaan diri dan menepis anggapan gemuk bukan berarti buruk.

Meski olah raga membutuhkan energi yang besar namun aktifitass tersebut penting dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena, tubuh besar kerap identik mudah terkena berbagai penyakit. din/E-6

Nyaman Bergaul dan Berpikir Positif

Memiliki tubuh berukuran jumbo kerap menjadi bahan olok-olokan yang tiada habisnya. Bullying menjadi hal yang selalu dihadapi para pemilik tubuh besar. Hanya dengan rasa percaya diri, para pemilik badan besar dapat melenggang nyaman berbaur dengan masyarakat kebayakan.

Melda Christanty Afdelina Bintang, 30, guru SMK mengakui memiliki tubuh besar banyak menuai bullying dari masyarakat. "Pasti pernah bahkan sering," ujar dia melalui saluran komunikasi whatshap group, Senin (20/5). Namun, ia memilih tidak menggubris bullying yang ditimpakan padanya.

Hanya dengan prestasi, wanita yang memiliki berat badan 120 kilogram dan tinggi 167 sentimeter mampu mengalihkan pandangan orang terkait berat badannya. "Tapi semua tertutup dengan prestasi sih. Kita harus percaya diri dan menonjolkan kemampuan kita," ujar dia memberikan triknya.

Sementara Ann Julianti, 39, wiraswasta tak urung merasakan sakit hati saat dibully tentang berat badannya."Pernah sih dibully sesama teman wanita. Mereka sih becanda tapi tetap saja sakit hati, tapi EGP (emang gue pikirin)," ujar dia tentang pengalamannya.

Berat badan Ann melonjak menjadi 69 kilogram setelah melahirkan. Meskipun begitu, wanita dengan tinggi badan 158 sentimeter mengaku tidak menyesal dengan berat badannya kini bahkan saat atasan tempat kerjanya dahulu tidak menerimanya lagi.

Menerima kondisi diri dengan tubuh besar dan menikmati hidup menjadi pilihan para pemilik badan berukuran jumbo. Pasalnya untuk mengecilkan badan juga bukan perkara gampang.

"Kadang-kadang menyesal, tapi mau diet juga malas, jadi (saya) lebih membangun rasa percaya diri saja," ujar Woe Chan, 30, perawat yang berat badannya sebelum dan setelah hamil melonjak 7 kilogram menjadi 82 kilogram dengan tinggi 161 sentimeter.

Jeanette, 31, freelance translator malah diuntungkan dengan tubuh besarnya dengan berat badan 120 kilogram dan tinggi 160 kilogram. Lantaran, dia kerap terlibat dalam sejumlah pemain peran, khusus untuk peran yang membutuhkan badan besar. "Bagiku, badan besar tidak mempersulit dapat pekerjaan, justru kalau tidak besar tidak mendapatkan peran," ujar dia singkat.

Hal serupa dialami Yulianti Anggraeni, 40, pedagang, beberapa kali pemilik bobot 105 kilogram dari beratnya semula 125 kilogram dengan tinggi 163 mendapatkan tawaran sebagai pemain peran. Tetapi, ia selalu menyeleksi tawaran yang datang. "Yang pasti jangan ada bully-bully yang terlalu," ujar dia. Dengan pemaknaan positif, tubuh besar tidak selalu dalam posisi diskriminatif. din/E-6

Baca Juga: