JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, awal pekan ini. Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sejumlah sentimen internal maupun eksternal.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong melihat investor cenderung menunggu alias wait and see hasil pertemuan dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau FOMC pekan depan. Dari dalam negeri, investor menanti data inflasi nasional pada Juli lalu yang rencananya dirilis Kamis pekan ini.
Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (29/7), bergerak melemah di kisaran 16.250-16.350 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (26/7), ditutup melemah 51 poin atau 0,31 persen menjadi 16.301 rupiah per dollar AS. Pelemahan terjadi setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan AS lebih rendah dari perkiraan.
"Data klaim pengangguran awal mingguan AS untuk minggu yang berakhir pada 20 Juli naik 235.000, dibandingkan dengan minggu sebelumnya sebesar 243.000. Angka ini di bawah konsensus sebesar 238.000," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.
Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan perekonomian tumbuh pada kecepatan tahunan sebesar 2,8 persen selama periode April-Juni dibandingkan dengan kenaikan 1,4 persen pada kuartal sebelumnya dan antisipasi sebesar 2 persen.