Akhir pekan lalu, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (7/7), mengalami pelemahan sebesar 0,57 persen atau 86 poin menjadi 15.142 rupiah per dollar AS dari sebelumnya 15.056 rupiah per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan kurs rupiah masih akan terus melemah terhadap dollar AS dipengaruhi data tenaga kerja AS.
Menurut dia, data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan mengindikasikan kekuatan pasar tenaga kerja, serta meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan suku bunga The Fed ke depan.
Pengaruh lain dari pelemahan rupiah adalah terdapat aliran modal asing keluar bersih sebesar Rp1,85 triliun dari pasar keuangan domestik selama satu pekan ini, tepatnya pada periode 3-6 Juli 2023.
Lebih lanjut, seperti dikutip dari Antara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan Aliran modal asing keluar bersih tersebut berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai 2,44 triliun rupiah.
Namun, terdapat modal asing masuk sebesar 590 miliar rupiah ke pasar saham sehingga menjadikan modal asing keluar neto hanya sebesar 1,85 triliun rupiah.
Salah satu faktor tambahan yang menjadi katalis pelemahan rupiah adalah potensi El Nino pekan ini yang dapat memicu kenaikan harga.