JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahannya jelang akhir pekan ini. Pelaku pasar cenderung masih mencerna sejumlah data ekonomi kemarin, seperti data PMI Indonesia dan deflasi pada Agustus lalu.
Di sisi lain, pelaku pasar masih mengantisipasi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang diperkirakan dalam waktu dekat ini.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Jumat (2/9), bergerak fluktuatif dalam rentang 7.130-7.200 dengan kecenderungan melemah.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/9), ditutup melemah, dipimpin saham-saham dari sektor teknologi dan sektor barang baku. IHSG ditutup melemah 25,49 poin atau 0,36 persen ke posisi 7.153,1. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,89 poin atau 0,58 persen ke posisi 1.016,93.
"Pergerakan Indeks IHSG bergerak variatif sementara mayoritas bursa regional Asia mengalami koreksi. Hal ini seiring sikap pasar yang tampaknya masih terbebani meningkatnya inflasi dan ancaman resesi sehubungan kebijakan bank bank sentral di dunia yang masih berpotensi menaikkan suku bunga acuan," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.
Sementara dari dalam negeri, IHSG bergerak variatif. Sentimen eksternal masih membebani perhatian pelaku pasar. Sedangkan katalis positif datang dari PMI Manufaktur S&P Global Indonesia yang naik menjadi 51,7 pada Agustus 2022 dari 51,3 pada Juli 2022 ditopang pemulihan lebih lanjut dalam kondisi ekonomi setelah pandemi.