JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan penguatannya, hari ini (21/1). Sentimen positifnya meliputi penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan kebijakan yang diambil bank setral Tiongkok (PBoC) dan Bank Indonesia (BI).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sentimen penurunan suku bunga oleh PBoC. Menurutnya, PBoC memangkas suku bunga bisa kembali mendukung rupiah menguat secara terbatas meskipun di tengah sentimen peningkatan omicron.

Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Jumat (21/1), berada di rentang 14.300-14.400 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (20/1) sore, ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.341 rupiah per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah dan mata uang kawasan terlihat menguat terhadap dollar AS, serta indeks saham Asia juga ditutup naik. "Sentimen cukup positif ke aset berisiko hari ini. Mungkin sikap bank sentral Tiongkok yang melonggarkan kebijakan moneternya untuk mengangkat perekonomian di tengah pandemi membantu sentimen tersebut," ujar Ariston.

PBoC memangkas suku bunga Loan Prime Rate atau LPR tenor satu tahun menjadi 3,7 persen dari 3,8 persen dan LPR tenor lima tahun menjadi 4,6 persen dari 4,65 persen.

Baca Juga: