JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi rebound dalam perdagangan jelang akhir pekan ini.

Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sejumlah faktor,seperti pergerakan harga komoditas dan pergerakan nilai tukar rupiah, serta sikap investor menanti rilis data pekerjaan di Amerika Serikat (AS).

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (4/10), berpeluang menguat terbatas dengan support berada di 7.510 dan resistance berada di 7.554.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/10) sore, ditutup melemah seiring pelaku pasar sedang mencermati tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.

IHSG ditutup melemah 19,42 poin atau 0,26 persen ke posisi 7.543,83.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,31 poin atau 0,14 persen ke posisi 937,38.

"Kinerja indeks saham tertekan oleh eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran yang memicu kekhawatiran mengenai konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 Tahun naik 4 bps menjadi 3.78 persen," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.

Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis data ADP Employment Report yang memperlihatkan bahwa sektor swasta di AS menambah 143.000 pekerja pada September, terbesar dalam tiga bulan terakhir, menyusul penambahan 103.000 pekerja di bulan Agustus dan jauh di atas ramalan pasar yang bertambah 120.000 pekerja.

Sehari sebelumnya, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja (Job Openings) secara tak terduga bertambah sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta pada Agustus lalu dari 7,71 juta pada Juli lalu dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar 7,65 juta.

Sehingga, kedua data ini memberikan sinyal bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) tidak merasa perlu memangkas suku bunga secara agresif mengingat kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih sehat.

Para pelaku pasar di bursa berjangka memprediksi penurunan suku bunga sebesar 33 bps pada perremuan kebijakan The Fed pada November yang akan datang, turun dari 44 bps minggu lalu.

Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (Futures) minyak mentah memperpanjang kenaikan menjadi tiga hari beruntun dengan harga kontrak berjangka minyak jenis Brent dan WTI masing masing naik naik 0,46 pesen dan 0,39 persen.

Investor di Asia hari ini menunggu rilis data Services PMI dari Australia dan Jepang di tambah lagi dengan rilis data PMI Singapura serta data Neraca Perdagangan Australia Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: