JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beepotensi melanjutkan penguatannya, tengah pekan ini, meskipun bersifat terbatas. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sejumlah sentimen, meliputi sikap wait and see pasar terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dan pergerakan harga komoditas dunia, terutama minyak mentah.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (21/2), secara teknikal bergerak menguat terbatas dengan support di 7.335 dan resistance di 7.363.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, ditutup menguat seiring People Bank of China (PBoC) menurunkan tingkat suku bunga acuannya.

IHSG ditutup menguat 55,90 poin atau 0,77 persen ke posisi 7.325,60. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 12,58 poin atau 1,26 persen ke posisi 1.010,86.

"Pasar juga mempertimbangkan langkah stimulus moneter Tiongkok," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Dari mancanegara, People Bank of Tiongkok (PBOC) memangkas suku bunga pinjaman lima tahun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,95 persen, yang akan memberikan dukungan stimulus terhadap perekonomian.

Dengan demikian, akan membantu menstabilkan kepercayaan, mendorong investasi dan konsumsi, serta membantu mendukung perkembangan pasar real estate.

Kemudian, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan merilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes) pada Kamis (22/2), yang diharapkan bisa menjadi petunjuk bagi pasar mengenai kebijakan The Fed ke depan.

Baca Juga: