JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi masih bergerak positif ke depan. Salah satunya ditopang meningkatnya permintaan batu bara.
"Untuk rupiah saya kira masih akan cenderung menguat didukung oleh faktor tingginya harga dan permintaan batubara dari Tiongkok serta semakin rendahnya kasus Covid-19 di Indonesia," kata analis DC Futures Lukman Leong di Jakarta, kemarin.
Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (26/10), ditutup menguat dipicu pembukaan kembali ekonomi global. Rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.153 rupiah per dollar AS.
"Saya kira mata uang global agak mixed hari ini (26/10). Dollar AS juga masih relatif stabil setelah sempat rebound di hari Senin (25/10) dari pelemahan selama dua pekan terakhir oleh sentimen risk on atau risk appetite akan optimisme rilis pendapatan korporasi serta pembukaan kembali ekonomi global," kata Lukman Leong.
Dari domestik, jumlah kasus harian Covid-19 pada Senin (25/10) mencapai 460 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,24 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-29 mencapai 30 kasus sehingga totalnya mencapai 143.235 kasus.
Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.236 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif Covid-19 mencapai 13.554 kasus.