JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren positif dalam perdagangan tengah pekan ini. Absennya data penting ekonomi membuat pelaku pasar beralih ke pergerakan pasar komoditas dan uang.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG akan dipengaruhi pergerakan harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang tampaknya rawan terkoreksi. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (23/10), beegerak menguat meskipun terbatas dengan support 7.718 dan resistance 7.807.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (22/10) sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor energi. IHSG ditutup menguat 16,37 poin atau 0,21 persen ke posisi 7.788,97, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,01 poin atau 0,73 persen ke posisi 954,38.
"Indeks dan bursa regional Asia cenderung melemah yang tampaknya dipengaruhi dari serangan balasan Israel ke Iran. Aksi balasan tersebut pasca pesawat nirawak Iran menerobos pertahanan udara dan meledak di dekat kediaman Perdana Menteri Netanyahu, sehingga ini kembali memicu panas di kawasan tersebut," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Sementara itu, kenaikan imbal hasil treasury Amerika Serikat (AS) membuat pelaku pasar mempertimbangkan agresifnya pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral AS.
Kenaikan imbal hasil treasury 10 tahun AS yang naik 10,5 basis poin menjadi 4,18 persen, setelah pelaku pasar merespon pernyataan petinggi The Fed. Presiden The Fed Dallas Lorie Logan mendukung langkah saat ini untuk menurunkan suku bunga, namun pendekatan yang sabar akan diperlukan.