JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beepotensi menguat lanjutan awal pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sentimen eksternal dan internal.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat IHSG bakal dipengaruhi rilis data inflasi Tiongkok, indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia, pergerakan nilai tukar rupiah, dan harga komoditas. Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (9/9), bergerak menguat dengan support di 7.670 dan resistance di 7.757.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/9) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 40,81 poin atau 0,53 persen ke posisi 7.721,85, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,41 poin atau 0,68 persen ke posisi 950,18.
"Pelaku pasar mencerna rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang keluar lebih rendah dari ekspektasi yang membantu membentuk ekspektasi atas penurunan suku bunga dan kondisi kesehatan ekonomi AS," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Data ADP Employment Report memperlihatkan sektor swasta di AS menambah 99.000 pekerja pada Agustus 2024, terendah sejak Januari 2021, setelah menambah 111.000 pekerja pada Juli dan jauh lebih rendah dari ekspektasi pasar yang bertambah 145.000.
Data Initial Jobless Claims memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran turun 5.000 minggu lalu menjadi 227.000, terendah dalam tujuh pekan dan lebih sedikit dari ekspektasi pasar yang sebesar 230.000.