JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah, hari ini (11/5). Peluang tersebut makin terbuka jika data inflasi Amerika Serikat (AS) sesuai dengan ekspektasi pasar, yaksi sebesar 0,4 persen secara bulanan (mtm) dan 5 persen secara tahunan (yoy).

Chief Analist DCFX Futures, Lukman Leong menilai jika inflasi sesuai ekspektasi pasar, rupiah akan sedikit terdepresiasi karena indeks dollar AS berpotensi naik. Meski demikian, pelemahan tersebut tak terlalu dalam.

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (11/5), bergerak di kisaran 14.650-14.850 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu (10/50, menguat 10 poin atau 0,07 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.732 rupiah per dollar AS, didukung sentimen positif domestik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Sentimen domestik ini cukup membuat rupiah yang tadinya melemah menjadi menguat," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.

Ibrahim menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diperkirakan lebih bagus dibanding kuartal I-2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,07 persen (yoy) pada kuartal II-2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2023 sebesar 5,03 persen (yoy).

Dari sisi eksternal, pasar menantikan rilis inflasi Amerika Serikat (AS). Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan harga konsumen inti di Amerika Serikat naik 5,5 persen dari tahun ke tahun untuk April.

Baca Juga: