JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah awal pekan ini. Sepekan ini, rupiah diperkirakan masih berada dalam tekanan seiring potensi penguatan dollar AS.

Pekan ini, fokus pelaku pasar tertuju pada rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pada 19- 20 September mendatang dan Bank Indonesia (BI) pada 20-21 September mendatang.

Pengamat Mata Uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah masih di bawah tekanan dollar AS menjelang FOMC pada 19 - 20 September 2023. Dari internal, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga.

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (18/9), bergerak di kisaran 15.250-15.450 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan, Jumat (15/9), stagnan di posisi 15.355 rupiah per dollar AS. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai rupiah yang bergerak stagnan diiringi pelemahan indeks dollar AS.

"Meskipun bank sentral (The Fed) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin ke rekor tertinggi pada hari Kamis (14/9), bank sentral juga mengisyaratkan bahwa ini kemungkinan akan menjadi kenaikan terakhirnya dalam perjuangan (The Fed) selama lebih dari setahun melawan inflasi yang tinggi," ujar Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Baca Juga: