JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik melemah pada akhir pekan ini. Pelaku pasar menunggu petunjuk baru bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (26/8), bergerak fluktuatif sebelum ditutup melemah di kisaran 14.810-14.870 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (25/8) sore, ditutup menguat di tengah sikap hati-hati pelaku pasar jelang pidato Gubernur Federal Reserve (Fed), Jerome Powell. Rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.825 rupiah per dollar AS.
"Sikap hati-hati pasar menekan turun dollar AS jelang pidato dari Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, besok," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta.
Tanggapan pelaku pasar saat ini beragam menjelang pidato Gubernur Federal Reserve di simposium ekonomi, Jackson Hole, tentang pedoman suku bunga yang membingungkan investor. Saat ini, ada dua aliran pemikiran tentang sikap The Fed atas suku bunga setelah berkontraksinya sektor swasta.