JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (5/3). Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sentimen eksternal, terutama sikap pasar yang menanti atau wait and see data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat fokus pasar pekan ini tertuju pada data penggajian atau nonfarm payrolls di AS untuk Februari lalu. Sebab, kekuatan pasar tenaga kerja menjadi pertimbangan utama bank sentral setempat atau The Fed menyesuaikan suku bunga acuan.

Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (5/3), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.730-15.790 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS, Senin (4/3), ditutup melemah 38 poin atau 0,24 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.742 rupiah per dollar AS. Pelemahan akibar dampak kenaikan inflasi di Indonesia.

"Kinerja rupiah bergerak melemah dampak dari rilis data dalam negeri akhir pekan lalu," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi yang mengalami kenaikan di atas ekspektasi pasar yakni sebesar 2,75 persen year on year (yoy), akan tetapi masih dalam rentang target pemerintah 1,5-3,5 persen.

Namun, adanya katalis positif dari AS memberikan optimisme untuk penguatan rupiah, yang bersumber dari pergerakan dollar AS yang melemah pascarilis angka PMI Manufaktur ISM yang mengecewakan.

Baca Juga: