JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan pada tengah pekan ini. Penguatan indeks dollar AS akibat dampak komentar hawkish dari Federal Reserve (The Fed) makin membebani rupiah.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menilai komentar hawkish dari The Fed makin memperkuat dollar AS setelah Gubernur Fed Bowman mengatakan bahwa peningkatan suku bunga tambahan kemungkinan diperlukan untuk membuat inflasi turun ke target dua persen. Menurut Sutopo, sentimen tersebut masih berlanjut, hari ini (9/8).
Karenanya, Sutopo memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (9/8), bergerak di kisaran 15.200-15.250 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Selasa (8/8), ditutup melemah 0,21 persen atau 33 poin dari sehari sebelumnya menjadi 15.218 rupiah per dollar AS.
Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan pelemahan tersebut dipengaruhi pelemahan data perdagangan Tiongkok. "Ekspor dan impor Tiongkok mengalami pertumbuhan minus masing-masing sebesar 14,5 persen (untuk ekspor) dan 12,4 persen (untuk impor)," ujar dia di Jakarta.
Selain itu, pengaruh lain yang menyebabkan pelemahan rupiah adalah antisipasi data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis (10/8).