JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melanjutkan pelemahan, hari ini (11/10). Pelemahan rupiah dipicu pergerakan indeks dollar AS yang kembali menguat karena sentimen kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan gejolak geopolitik.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat ketegangan geopolitik yang dipicu oleh perang Israel-Hamas membuat pelaku pasar cemas. Pada saat bersamaan, pasar tengah menanti rilis notulensi rapat dewan kebijakan bank sentral AS (the Fed) pada September lalu dan rilis data inflasi AS.

Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (11/10), bergerak di kisaran 15.675-15.775 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam penutupan perdagangan, Selasa (10/10), ditutup melemah sebesar 46 poin atau 0,30 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.738 rupiah per dollar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan kurs rupiah melemah karena penguatan dollar AS yang didukung status safe-haven seiring perang yang terjadi antara Palestina melawan Israel.

"Namun, kenaikan (dollar AS) terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed (terkait potensi tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS). Militer Israel pada Selasa pagi mengumumkan bahwa lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh Palestina melalui Hamas," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: