JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (8/12). Rupiah diperkirakan masih tertekan oleh sentimen negatif perlambatan ekonomi.

Analis DCFX Futures, Lukman Leong, menilai potensi rebound pada dollar AS juga akan menekan rupiah karena pasar mengantisipasi Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan," imbuh Lukman, Rabu (7/12).

Dia memprediksikan rupiah dalam perdagangan di pasar uang antarbank bergerak di rentang 15.550-15.700 per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (7/12) sore turun di tengah ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang lebih besar oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Rupiah ditutup melemah 19 poin atau 0,12 persen dari sehari sebelumnya menjadi posisi 15.637 rupiah per dollar AS.

"Dollar AS menguat dipicu ekspektasi pasar bahwa the Fed mungkin akan menaikkan suku bunga yang lebih besar dari yang diperkirakan akhir-akhir ini pascaperilisan data aktivitas industri sektor jasa AS," kata Analis Monex Investindo Futures, Faisyal, dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Indeks sektor jasa AS yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management menunjukkan kenaikan menjadi 56,5 pada bulan lalu dari 54,4 pada Oktober.

Angka tersebut mengindikasikan bahwa sektor jasa, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, masih solid dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Baca Juga: