JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahanya, hari ini (15/6). Di tengah penantian pasar terhadap rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, fokus investor juga tertuju kepada prospek perekonomian Tiongkok.
Terkini, bank sentral Tiongkok (PBoC) untuk pertama kalinya dalam 10 bulan memangkas suku bunga acuan pada 13 Juni lalu. Pelonggaran moneter itu menghasilkan spekulasi bahwa lebih banyak stimulus diguyurkan karena Tiongkok berupaya mendukung pemulihan ekonomi pasca-covid.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (15/6), bergerak fluktuatif sebelum akhirnya ditutup melemah di rentang 14.890-14.960 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank, Kamis (15/6), melemah 0,29 persen atau 42 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.905 rupiah per dollar AS.
Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah terhadap dollar AS pada hari ini disebabkan pelemahan Yuan terhadap dollar AS. "Yuan dibuat melemah oleh pemerintah China dengan penurunan suku bunga acuan jangka pendek. Dengan Yuan yang under value diharapkan neraca perdagangan China akan membaik, surplus perdagangan akan meningkat," ujar dia.