JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (28/3). Pergerakan rupiah akan dipengaruhi sentimen eksternal, terutama terkait stabilitas keuangan di Amerika Serikat (AS).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saham perbankan global telah terpukul sepanjang bulan ini setelah keruntuhan dua bank besar di AS. Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan AS pun akhirnya turun tangan untuk meredakan kegelisahan invesstor.

Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (28/3), bergerak di kisaran 15.150-15.200 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan, Senin (27/3), melemah 10 poin atau 0,07 persen dari akhir pekan lalu menjadi 15.163 rupiah per dollar AS. Pelemahan itu terjadi di tengah situasi moneter Amerika Serikat (AS) yang masih belum stabil.

"Situasi moneter AS yang masih belum stabil membuat The Fed berpeluang untuk menahan kenaikan nilai suku bunga," kata analis ICDX Revandra Aritama di Jakarta.

Revandra mengatakan sentimen tersebut muncul menyusul kewaspadaan AS terhadap kondisi likuiditas bank di Amerika Serikat setelah kejadian yang menimpa Silicon Valley Bank (SVB) dan beberapa bank lain. Namun, inflasi AS masih tinggi jauh dari target The Fed, dan kondisi ekonomi AS juga masih tumbuh sehingga The Fed dinilai masih memiliki ruang untuk menaikkan nilai suku bunga.

Baca Juga: