JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, jelang akhir pekan ini. Peluang pelemahan rupiah makin terbuka lebar jika data inflasi Amerika Serikat (AS) melampaui ekspektasi pasar.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong melihat investor mengantisipasi data inflasi AS tadi malam. Investor khawatir data inflasi AS akan lebih tinggi dari perkiraan, mengikuti kejutan pada beberapa data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya. Selain itu, investor juga terus memantau perkembangan di Timur Tengah yang apabila memanas akan kembali menekan mata uang berisiko, termasuk rupiah.

Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (11/10), bergerak di kisaran 15.600 - 15.725 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Kamis (10/10) sore, melemah 48 poin atau 0,31 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.678 rupiah per dollar AS. Pelemahan dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral AS atau Fed Funds Rate (FFR), yang moderat.

"Kinerja mata uang rupiah melemah imbas dollar AS terus menunjukkan kekuatannya di tengah ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga yang moderat oleh Federal Reserve (Fed) sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta.

Selain itu, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang hawkish dari pertemuan September 2024 menegaskan pandangan bahwa pengetatan kebijakan Fed mungkin berlanjut.

Baca Juga: