JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi kembali melanjutkan pelemahannya awal pekan ini. Pelemahan rupiah diperkirakan masih dipengaruhi kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi, dalam analisis hariannya, memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (25/3), bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 15.770-15.850 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Jumat (22/3), ditutup melemah 114 poin atau 0,73 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.783 rupiah per dollar AS. Pelemahan dipengaruhi dipengaruhi kenaikan imbal hasil (yield) pemerintah AS.

"Kenaikan 'yield' obligasi Pemerintah AS dan klaim pengangguran AS lebih rendah dari ekspektasi," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Rully menuturkan imbal hasil obligasi AS naik ke 4,27 persen. Sementara klaim pengangguran AS sebesar 210 ribu, lebih rendah dari proyeksi 215 ribu dan pekan sebelumnya 212 ribu.

Dari domestik, masih euforia pada hasil pemilihan presiden dan wakil presiden yang sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Selain itu, likuiditas perekonomian RI atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2024 tumbuh 5,3 persen secara year on year (yoy) mencapai 8.739,6 triliun rupiah.

Baca Juga: