JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahannya awal pekan ini. Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan IHSG.

Tim Phicantro Sekuritas memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Senin (23/9), bergerak melemah di level psikologis 7.700. Tim Phicantro Sekuritas menyatakan terdapat sentimen dari global, yakni rilis data S&P Global Composite PMI Flash September 2024 di Amerika Serikat (AS). Pasar memprediksi data PMI tersebut turun di level 53 pada September 2024.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/9) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham- saham sektor infrastruktur. IHSG ditutup melemah 162,39 poin atau 2,05 persen ke posisi 7.743,00, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,48 poin atau 0,66 persen ke posisi 973,19.

"Menjelang akhir pekan ini, bursa regional Asia bergerak mixed di tengah euforia pasar terkait dengan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed Amerika Serikat (AS) dan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, bahwa ekonomi AS tetap kuat dan bank sentral akan memutuskan kecepatan yang tepat untuk pemotongan suku bunga di masa mendatang," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Hal tersebut membuat pasar optimistis bahwa ke depannya akan terjadi pemangkasan suku bunga kembali dan memberikan keyakinan bahwa inflasi AS relatif terkendali. Sementara itu, pasar juga mengarahkan perhatian pada rilis data suku bunga Jepang dan Tiongkok. Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di kisaran 0,1 persen hingga 0,25 persen.

Keputusan ini dipandang sebagai upaya BoJ untuk tidak terburu-buru dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Bank Sentral Tiongkok (PoBC) juga mempertahankan suku bunga acuan pinjaman satu dan lima tahun tidak berubah pada masing-masing 3,35 persen dan 3,85 persen.

Baca Juga: