JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren positif pada awal pekan ini. Sentimen yang akan mempengaruhi meliputi sejumlah data perekonomian Tiongkok dan musim pembagian dividen yang masih berjalan di dalam negeri.

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan. Dia memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Senin (27/6), menguat dengan resistance di kisaran 7.066-7.032, sedangkan support di rentang 6.942- 6.886.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan menguat di tengah aksi jual investor asing. IHSG ditutup menguat 44,67 poin atau 0,64 persen ke posisi 7.042,94. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,77 poin atau 0,57 persen ke posisi 1.018,99.

"Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup naik karena investor mengevaluasi prospek ekonomi serta mengurangi ekspektasi terhadap inflasi dan kenaikan suku bunga," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Dibuka menguat, IHSG menghabiskan waktu di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG terus berada di teritori positif hingga penutupan bursa saham.

Sepanjang jam perdagangan hari ini, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya TLKM, ASII, BIPI, HEAL, BBHI. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya GOTO, BMRI, MDKA, BBRI, BBCA.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor meningkat dimana sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 1,88 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer dan sektor infrastruktur masing-masing 1,28 persen dan 1,03 persen.

Sedangkan dua sektor terkoreksi yaitu sektor kesehatan dan sektor perindustrian masing-masing sebesar minus 1,35 persen dan minus 0,04 persen

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell di seluruh pasar sebesar 1,08 triliun rupiah. Sedangkan di pasar reguler tercatat aksi jual asing dengan jumlah jual bersih 110,6 miliar rupiah.

Baca Juga: