JAKARTA - Pergerakan dollar AS masih dibayangi rencana tapering oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan lonjakan kasus Covid-19 varian Delta di Negeri Paman Sam. Kondisi tersebut diperkirakan dapat mendorong rupiah kembali melanjutkan penguatannya pada penghujung bulan ini.
"Dollar kembali melemah terhadap mata uang lainnya setelah pasar menganggap pidato Gubernur The Fed Jerome Powell menjadi dovish (pendekatan moderat)," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin (30/8).
Kendati demikian Powell mengindikasikan tapering atau pengurangan dukungan ekonomi besar-besaran bank sentral AS harus dimulai pada akhir tahun. Dalam simposium di Jackson Hole, Wyoming, pada akhir pekan lalu, Powell tidak mengatakan kapan bank sentral akan mulai mengurangi dukungannya untuk ekonomi dan mengulangi sikap bahwa lonjakan inflasi saat ini bersifat sementara.
Powell memang menyarankan bank sentral dapat mulai mengurangi tingkat dukungan besar-besaran untuk ekonomi pada akhir tahun, tetapi tidak menyarankan terburuburu untuk menaikkan suku bunga. Powell juga mengatakan bahwa pasar tenaga kerja telah membaik dan jika ekonomi AS terus pulih, mungkin menjadi waktu yang tepat untuk mulai mengurangi laju pembelian aset tahun ini.
Sementara itu, pada awal pekan ini, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (30/8), ditutup menguat 48 poin atau 0,33 persen dari penutupan perdagangan pda akhir pekan lalu menjadi 14.370 rupiah per dollar AS.