JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkoreksi lanjutan jelang libur panjang akhir pekan. Perhatian pelaku pasar masih tertuju kepada pembahasan kenaikan plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS) dan menguatnya spekulasi mengenai kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed sebesar 25 basis poins (bps).

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (31/5), melemah dengan range support di level 6.600 dan resistance di level 6.700.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/5) sore, ditutup melemah seiring para pelaku pasar masih mencermati kesepakatan terkait plafon utang Amerika Serikat (AS). IHSG ditutup melemah 44,68 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.636,42. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 44,68 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.636,42.

"Dari eksternal, dimana bursa regional Asia tertahan di zona mixed, seiring sikap pelaku pasar yang cenderung menunggu persetujuan kongres atas kesepakatan yang bertujuan untuk mencegah default Amerika Serikat (AS), yang para anggota parlemen AS bersiap untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan undang-undang untuk mencegah gagal bayar," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Di sisi lain, pasar juga menantikan rilis data manufaktur Tiongkok, yang mana diprediksi berada di zona kontraksi, sehingga membuat keraguan pasar akan proses pemulihan ekonomi Tiongkok. Sehingga, membuat pasar bersikap wait and see terhadap prospek ekonomi Tiongkok.

Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen memberikan insentif perpajakan pada tahun depan, yang mana akan memberikan daya tarik investor untuk berinvestasi di dalam negeri, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: