JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif, hari ini (6/2). Sentimen pergerakan IHSG diperkirakan masih pergerakan bursa global dan harga komoditas dunia.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (6/2), bergerak pada level support 7.180 dan resistance di 7.229.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/2) sore, ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 40,17 poin atau 0,55 persen ke posisi 7.198,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 9,18 poin atau 0,93 persen ke posisi 975,49.

"Bursa Asia didominasi pelemahan setelah adanya berbagai sentimen positif dan negatif, tampaknya pasar cenderung memperhatikan sentimen negatif," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari mancanegara, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan perekonomian Tiongkok dapat melambat menjadi 3,5 persen pada 2028, dan diperparah dengan Amerika Serikat (AS) yang memperingatkan lebih dari 12 perusahaan asal Tiongkok yang dituduh bekerja sama dengan militer Tiongkok, yang dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pertukaran teknologi antara AS dan Tiongkok.

Selain itu, konflik Timur Tengah semakin memanas setelah AS mengatakan bahwa mereka akan melakukan tindakan militer lebih lanjut terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran, sehingga meningkatkan ketegangan di daerah tersebut yang dikhawatirkan semakin memperparah rantai pasok global.

Adapun, sentimen positif datang dari AS yang pada Jumat (2/2) melaporkan data lapangan kerja, di mana unemployment rate stabil di level 3,7 persen year on year (yoy), sehingga kemungkinan pemangkasan tingkat suku bunga pada tahun ini semakin besar. Dari dalam negeri Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 5,05 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 5,31 persen (yoy), atau masih sesuai target pemerintah yang sebesar 5 persen (yoy).

Baca Juga: