JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah, hari ini (6/3), melanjutkan pelemahan pada akhir pekan lalu. Pergerakan IHSG akan dipengaruhi data neraca perdagangan Tiongkok pada Januari-Februari 2023.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, hari ini (6/3), bergerak melemah lanjutan untuk menguji support level 6.780.

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan lalu ditutup melemah, di tengah optimisme adanya sikap dovish dari The Federal Reserve (The Fed). IHSG ditutup melemah 43,78 poin atau 0,64 persen ke posisi 6.813,6. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,18 poin atau 0,86 persen ke posisi 938,9.

"IHSG hari ini ditutup melemah meskipun bursa global bergerak positif seiring dengan nada dovish dari The Fed Atalanta. Dari sisi teknikal, pergerakan IHSG masih sesuai dengan yang kami perkirakan, dimana penguatan IHSG relatif terbatas dan rawan terkoreksi," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi di Jakarta.

Dari sisi sentimen, kata Herditya, dikabarkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan relaksasi pasar modal yang berakhir pada 31 Maret 2023 dan akan kembali normal pada 1 April 2023.

Selain itu, pelaku pasar masih menanti beberapa rilis earnings yang dikeluarkan oleh berbagai perusahaan.

Dari eksternal, pasar bersiap menanti pemimpin Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang akan menyampaikan testimoni pada pekan depan. Selain itu, pasar bersiap menantikan dividen setelah beberapa perusahaan merilis kinerja sepanjang tahun 2022.

Baca Juga: