JAKARTA - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) berpotensi kembali ke zona positif pekan ini. Pelaku pasar akan fokus terhadap beberapa data ekonomi seperti inflasi dan manufaktur Indonesia, pergerakan harga komoditas, dan data nonfarm payroll di Amerika Serikat (AS).

Analis Indo Premier Sekuritas Mino memprediksi IHSG pekan ini masih cenderung menguat dengan support di 6.925 dan resistance di 7.070.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (25/3), ditutup terkoreksi di tengah beragamnya pergerakan bursa saham kawasan Asia.

IHSG ditutup melemah 47,15 poin atau 0,67 persen ke posisi 7.002,53. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 8,52 poin atau 0,83 persen ke posisi 1.017,67.

"Indeks saham di Asia sore ini ditutup variatif dengan kecenderungan turun setelah rilis data ekonomi AS terkini, terutama data pasar tenaga kerja, memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan lebih agresif dalam mengambil langkah untuk menekan lonjakan inflasi," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta.

Jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (initial jobless claims) minggu lalu turun menjadi 187.000 klaim, terendah sejak September 1969 dan di bawah ekspektasi yang sebesar 212.000 klaim.

Meskipun data tentang permintaan barang-barang tahan lama (durable goods orders) untuk Februari secara tak terduga mencatatkan penurunan untuk pertama kali dalam tiga bulan terakhir.

Baca Juga: