JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah jelang akhir pekan ini. Sebab, dollar AS kembali menguat setelah penurunan yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai pelaku pasar telah mengantisipasi sikap dovish bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed menyusul potensi resesi tahun depan. Kondisi tersebut kembali mendorong penguatan dollar AS.

Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (9/12), bergerak fluktuatif sebelum ditutup melemah di kisaran 15.600-15.670 per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (8/12) sore, menguat seiring pasar yang menantikan pertemuan the Fed. Rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,1 persen dari sehari sebelumnya menjadi 15.621 rupiah per dollar AS.

Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, mengatakan volatilitas ke depan masih tetap tinggi. "Selama the Fed terus menaikkan suku bunga, akan memicu fluktuasi yang tinggi," ujar Rully.

Usai menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) untuk empat kali beruntun, the Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan mereka pada Desember.

Banyak investor yang cemas terhadap laju kenaikan suku bunga yang dapat menyebabkan ekonomi AS memasuki resesi.

Baca Juga: