JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan melemah, hari ini (8/6), berbalik arah dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Hal itu dipengaruhi penguatan dollar AS yang merespons data positif perekonomian Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, dollar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/6) waktu setempat atau Sabtu (6/6) pagi WIB setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS secara tak terduga membaik pada Mei lalu. Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran turun menjadi 13,3 persen bulan lalu dari 14,7 persen pada April, merupakan yang tertinggi pasca Perang Dunia Kedua.

Angka itu datang setelah survei menunjukkan kepercayaan konsumen, manufaktur dan industri jasa stabil. Kondisi ekonomi telah meningkat secara signifikan karena bisnis mulai dibuka kembali setelah ditutup pada pertengahan Maret untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

"Reaksi di balik itu adalah ekspektasi pertumbuhan yang lebih baik yang keluar dari AS serta kurva imbal hasil yang semakin menanjak, yang keduanya telah memberikan dorongan pada dollar," ujar Manajer Portofolio Manulife Asset Management, Chuck Tomes.

Indeks dollar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,18 persen menjadi 96,93 pada akhir Jumat (5/6) waktu setempat. Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan lalu menguat menembus di bawah level psikologis 14.000 rupiah per dollar AS. Rupiah Jumat, (5/6) sore, ditutup menguat 217 poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.878 rupiah per dollar AS.

mad/Ant/E-10

Baca Juga: