JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami technical rebound, hari ini (7/7), menyusul kenaikan kembali harga saham di Eropa. Meski demikian, IHSG masih dibayangi sejumlah sentimen negatif, termasuk kekhawatiran resesi global.

Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (7/7), berpeluang menguat di kisaran 6.700-6.730.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/7) sore, ditutup melemah seiring terkoreksinya bursa saham regional Asia. IHSG ditutup melemah 56,86 poin atau 0,85 persen ke posisi 6.646,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 9,97 poin atau 1,04 persen ke posisi 947,15.

"Melemahnya mayoritas indeks saham bursa Asia seiring dengan kekhawatiran investor terhadap terjadinya risiko resesi ekonomi secara global, menjadi pendorong pelemahan IHSG hari ini," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas M Julian Fadil dalam ulasannya di Jakarta, Rabu.

Selain itu, terkoreksinya harga komoditas seperti minyak mentah, CPO, timah, dan emas, menjadi katalis negatif bagi IHSG.

Dibuka melemah, IHSG menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.

Sepanjang hari ini, indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penguatan yaitu BBCA, TLKM, CPIN, AMRT, ICBP. Sedangkan saham-saham yang mendominasi pelemahan yakni GOTO, ASII, MDKA, BMRI, UNTR.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor terkoreksi dimana sektor barang baku turun paling dalam yaitu minus 1,43 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor teknologi masing-masing minus 1,17 persen dan minus 1,05 persen.

Sedangkan dua sektor meningkat yaitu sektor barang konsumen primer dan sektor kesehatan masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,53 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.003.763 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,58 miliar lembar saham senilai 10,63 triliun rupiah. Sebanyak 193 saham naik, 335 saham menurun, dan 153 tidak bergerak nilainya.

Baca Juga: