JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang melemah lanjutan, hari ini (13/1). Pelaku pasar diperkirakan fokus terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menjadi petunjuk baru bari rencana pengetatan moneter oleh bank sentral setempat (The Fed).

Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf memperkirakan pada perdagangan, Kamis (13/1), kurs rupiah akan diperdagangkan di rentang 14.300-14.345 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (13/1) sore, ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.324 rupiah per dollar AS.

"Testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell semalam tidak memberikan kejutan dalam hal pengetatan moneter. Fokus pasar kini akan tertuju ke data indeks harga konsumen AS," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta.

Powell memberikan pernyataan bahwa para pembuat kebijakan masih memperdebatkan pendekatan untuk mengurangi neraca The Fed dan mengatakan bahwa inflasi masih berjalan jauh di atas target dan "jalan masih panjang"untuk mendekati kebijakan yang restriktif.

Selanjutnya, fokus pasar akan tertuju ke data indeks harga konsumen AS periode Desember yang dirilis, Rabu (12/1) pukul 20.30 WIB.

Baca Juga: