JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya, hari ini (8/6). Pelemahan rupiah masih dipengaruhi sejumlah faktor, seperti data perdagangan Tiongkok yang mengecewakan, data perbaikan neraca ekspor dan impor Amerika Serikat (AS) serta pelemahan kinerja industri manufaktur di dalam negeri.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (8/6), berfluktuatif namun ditutup melemah di kisaran 14.850-14.920 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank, Rabu (7/6), ditutup melemah 0,12 persen atau 17 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.877 rupiah per dollar AS.

Analis Senior Lukman Leong menyampaikan pelemahan Rupiah disebabkan respon investor pada data perdagangan Tiongkok yang mengecewakan. "Surplus perdagangan Tiongkok yang jauh lebih rendah dari perkiraan 92 miliar dollar AS, yakni hanya 65,8 miliar dollar, dan export -7,5 persen vs -0,4 persen mencerminkan permintaan yang lemah," ucap dia di Jakarta.

Dia mengharapkan Tiongkok dapat rebound kuat sejak re-opening, tetapi sampai saat ini data ekonomi masih cenderung mengecewakan karena banyak berbagai target tak sesuai prediksi. Meski demikian, sentimen pada rupiah keseluruhan masih kuat yang tercermin dari imbal hasil obligasi 10 tahun Indonesia yang turun ke level terendah sejak Januari 2022.

Baca Juga: