JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melanjutkan pelemahannya dalam perdagangan paruh pekan ini. Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan dalam mempengaruhi pergerakan rupiah.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS) diperkirakan tak terlalu berpengaruh karena penurunannya relatif kecil. Karenanya, aliran modal asing keluar atau capital outflow diprediksi masih berlanjut sehingga dapat menekan rupiah.

Reny memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (20/6), bergerak di kisaran 14.990-15.095 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam transaksi antarbank, Selasa (20/6), ditutup melemah sebesar 0,07 persen atau 10 poin dari sehari sebelumnya menjadi 15.004 rupiah per dollar AS.

Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan pelamahan rupiah tak mengancam ekonomi Indonesia. "Volatilitas nilai tukar yang harus dihindari, dan itu merupakan mandat BI (Bank Indonesia) menjaga stabilitas nilai tukar," ujar dia di Jakarta.

Menurut dia, Tiongkok yang menurunkan suku bunga pinjaman sebesar 10 bps tadi pagi dianggap oleh investor masih terlalu kecil. Karena itu, diharapkan penurunan lebih lanjut dan stimulus ekonomi yang lebih besar ke depannya.

Baca Juga: